0

NUU WAAR

Adalah si kepala burung yang kini masih tertidur di belahan timur kita.

Meski banyak yang sudah hijrah

Tetapi kita tidak pernah mau tahu

Jika namanya di sebut Papua

Maka kengerian, perang suku dan main hakim sendiri

Adalah citra buruk dalam benak kita.

Tanpa pernah kita ketahui ada saudara-saudara kita di sana yang setiap hari harus melumuri badannya dengan minyak babi agar tubuhnya hangat dan tidak dihinggapi nyamuk.

Lalu pernahkah kita melihat ada seorang ibu yang tengah menyusui anaknya di sebelah kanan, sedang sebelah kirinya menyusui seekor anak babi?

Inikah budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan?

Atau ini sebuah pembodohan atas nama eksotisme?

Mereka dibiarkan berkoteka,

Mereka disengaja terbelakang dan bodoh.

Sadarkah kita ada seorang dai yang berdakwah dengan sabun mandi?

Berjalan berhari-hari, menyusuri hutan – menembus Rimba Migori…

Pernahkah kita menyaksikan ribuan orang bertaharah, membersihkan diri dengan tanah, kemudian belajar mandi menggunakan sabun dan shampoo?

Dan selama seminggu, mereka biarkan busa sabun dan shampoo menempel di tubuhnya karena harum wanginya baru kali ini mereka nikmati.

Kemudian terucaplah kalimat: “Asyhadu an laa Illaha Ilallah Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”

Maka seluruh alam Irian beserta isinya bersujud mengagungkan Kebesaran-Nya… Allahu Akbar!

Inilah perjuangan seorang Fadzlan Gharamatan yang ingin melihat tanah kelahirannya disebut NUU WAAR kembali yang berarti Cahaya yang Tersembunyi.

Cahaya Islam yang mampu mengumandangkan adzan Subuh untuk membangunkan saudara Muslim di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya.

Inilah impian Fadzlan yang ingin memahkotai Si Kepala Burung Nuu Waar dengan kubah-kubah masjid dan mengganti warna merah darah pertikaian dengan jubah hijau perdamaian.

Nuu Waar…

Adalah gunung emas untuk menancapkan tonggak kepedulian

Nuu Waar adalah berlian hitam yang harus bersinar

Indonesia tanpa Nuu Waar bukanlah Indonesia

Nuu Waar tanpa bagian Indonesia lainnya bukanlah Nuu Waar

Jakarta, 19 Maret 2010

Masge Wathon & Anneke Puteri


Ayah Masge Wathon dan Bunda Anneke Puteri akan membuat film Nuu Waar. Dan sekarang operet atau neotrical Nuu Waar pun sudah terbit , hehe

Perfomence Pertama
Lokasi : Gedung Youth Center

Saat perfomence pertama memang begitu deg-degan, tapi pas udah di panggung rasa takut itupun hilang

persiapan di belakang panggung


Di atas panggung





Acara selesai, tinggal sesi foto foto hehe




setelah perfomence pertama sukses, ternyata masih ada job lagi yang datang :) terimakasih ya Allah
0

Berusaha dan Berdo'a

Saat melihat ke atas,rasanya ingin sekali menggapainya.
Saat melihat ke bawah,rasanya takut untuk mendekatinya.

Saat saya di bilang biasa, saya ingin yang luar biasa.
Saat saya di bilang bagus, saya ingin yang bagus sekali.

memanglah manusia tidak ada puas puasnya, termasuk saya. tetapi saya selalu mencoba belajar untuk bisa seperti itu. dan memanglah hasilnya yang keluar adalah Berusaha dan Berdo'a.

Berusaha lah kita seperti usaha anak burung yang belajar terbang, anak singa yang belajar meraung, anak manusia belajar berjalan.
Jangan lah kita hanya berpasrah dengan segala yang sekarang ini kita alami, that so bad -,-

Dengan usaha yang telah kita laksanakan, jangan lah kita lupa berdoa, Kepada-Nya yang masih memberikan kita nafas, yang masih bisa membuat kita tersenyum walau pahit. Karena berdoa adalah kegiatan yang paling di sukai Allah.

Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina ”.


So, jangan lah kita lupakan semuanya itu!
0

Sifat yang harus kita miliki

ketika saya sedang diberikan rezeki yang luar biasa, saya kadang masih ingin yang lebih, ingin minta yang berlimpah lagi. Apakah ini memang sifat yang dimiliki anak seusia saya? Saya mencoba untuk bersyukur dengan apa yang saya sudah miliki, tetapi memang sulit.

ketika saya mengalami ke gagalan, itu lebih menyakitkan. sangat susah sekali untuk mencoba bersabar. rasanya saya ingin menggerutu, marah-marah, nangis kejer. apakah ujian ini rasa murka-Mu kepada saya ya Allah?

ketika saya melihat sosok orang yang begitu penting dalam hidup saya berjalan bersama orang lain, rasanya hati saya sakit. ketika benda kepunyaan saya di ambil, di rebut begitu saja, rasanya benci sekali. Saya belum bisa menghadapi itu semua, saya belum bisa Ikhlas dalam mengalami keadaan seperti itu.

dari ketiga sifat tersebut, sangat lah susah untuk mencoba melaksanakannya. tetapi saya selalu belajar dan terus belajar tentang semua itu sebelum terlambat.
Back to Top