Terkadang, ada alasan yang belum bisa kita pahami, kejadian yang belum bisa kita terima.
Hal – hal yang dikira takkan
terjadi, ternyata dengan mudah dan cepat ‘bisa’ terjadi juga.
Mau kita “stay positif” “keep
believe in” kalau takdir berkata sebaliknya, mau tidak mau kita harus “accept
it”
Jika semua itu sudah terjadi,
lebih baik mengobati diri sendiri, melepaskan beban yang ada dihati, memaafkan
dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
Benar, jika membuat orang
tersenyum, tertawa, kita pasti akan merasakan hal itu juga.
Apalagi melakukan hal yang bisa membuat orang yang kita sayang
senang, mau seberat apapun perjuangannya, pasti ada kepuasan tersendiri didalam
hati.
Walau lagi-lagi terkadang usaha
kita tidak terlihat, tidak dihargai, tetapi yaa nikmati saja, setidaknya kita
pernah berjuang untuk melakukan kebaikan. Gaada usaha yang sia-sia kok, hanya
saja belum waktunya usaha kita dapat dipetik dan dicicip rasa manisnya.
hidup adalah sebuah
dinamika.
Kadang kita merasa kehidupan ini berjalan seperti yang kita inginkan
dan kadang kita diuji oleh cobaan demi cobaan yang membuat kita bertekuk lutut.
Tetapi percayalah, disaat malam semakin pekat maka disaat itulah fajar akan
tiba.
So, sesungguhnya Allah sedang menyiapkan sesuatu yang indah untuk kita.
“Selalu ada pelangi setelah badai”
Life is too short to waste.
Hidup
terlalu berharga untuk disia-siakan, untuk dibuang begitu saja karena bahagia
adalah pilihan dan kebahagiaan sejati datang dari diri kita sendiri. Kita yang
menciptakan kenyataan hidup kita, bukan orang lain. Kita yang harusnya bertanggung
jawab atas kebahagiaan hidup kita.
“Cara menyingkirkan semua hal
negatif dalam hidup adalah dengan memfokuskan diri pada semua hal yang kita
cintai”
Seperti halnya dalam dunia
percintaan,
Ketika kita menyayangi seseorang.
ingat, perasaan memang tidak bisa dibohongi, tetapi bisa dikontrol kok.
Ketika kita mencintai seseorang,
kita juga harus siap menerima resikonya.
Kita boleh saja mengharapkan
kemungkinan terbaik, tetapi juga harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan
terburuk.
“Take it or leave it”
“ Jika kamu menginginkan saya,
terima saya apa adanya, perjuangkan saya. Jika tidak, silahkan pergi”
Karena hubungan itu harus
terjalin secara seimbang dan selaras. Saling terjaga ego satu sama lain, bukan
hanya satu pihak yang berusaha mempertahankan, bukan salah satu saja yang
menjadi raja, tetapi keduanya adalah partner seimbang, saling menyayangi,
menghormati, dan memahami.
Misalkan lagi untuk yang LDR,
Ketika kita sudah setuju untuk
menjalani komitmen dalam suatu hubungan jarak jauh, kita harus memikirkan
segala kosekuensi kedepannya. Komunikasi harus terjaga, saling percaya, dan
mendukung satu sama lain. Walau harus mempersiapkan diri jika ada saatnya
jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.
Tetapi jangan hanya kita yang
berinisiatif untuk mempertahankan hubungan, hubungan harus berjalan secara
seimbang. Kalau hanya kita yang berusaha, berarti hanya kita yang peduli.
Ketika dia tidak pernah menghubungi lagi, jangan ambil pusing, biarkan saja,
itu hak dia dan hormati haknya. Kita juga memiliki hak untuk menentukan pilihan.
Untuk para perempuan, dari buku yang pernah gue baca:
“Pria itu seperti burung.
Mereka terbang bebas ke mana pun
sesuka hati.
Mereka tidak bisa di kekang.
Tapi, setinggi dan sejauh apa pun
terbang,
Mereka akan kembali kesarang yang
paling membuatnya nyaman.”
Jadi gausah ambil pusing dan
galau berlebihan untuk masalah seperti ini.
Hakikat cinta sesungguhnya adalah
memberi, bukan mengharapkan balasan. Jika kita benar-benar mencintainya,
maafkanlah kesalahannya dan berharaplah kebahagiaan untuknya. Adakalanya cinta
butuh pengorbanan, hargai keputusannya sekalipun itu menyakitkan. Itu
haknya.
Setidaknya kita sudah pernah
berjuang, dan itu indah kok.
Jadikan pembelajaran untuk
kedepannya,
Karena “ciri-ciri orang dewasa
adalah selalu menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran”-Dosen Sosiologi Umum
So, apapun masalah persoalan
dalam hidup kita, keep face it & keep fighting!